PENGEMBANGAN BAHASA AUD MELALUI TANYA JAWAB TENTANG BINATANG


DOSEN :
ANIES LISTYOWATI, S .Pd. M .Pd

Di susun oleh :
1. Ilma Fauziah                          ( 169000040 )
2. Sri Wahyuni Ningsih  ( 169000053 )


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Ia memiliki dunia dan karakteristik sendiri yang jauh berbeda dari orang dewasa. Anak selalu aktif, dinamis, antusias, dan ingin tahu terhadap apa yang dilihat dan didengarnya, seolah-olah tak pernah berhenti belajar. Anak juga bersifat egosentris, memiliki rasa ingin tahu secara alamiah, merupakan makhluk sosial, unik, kaya dengan fantasi, memiliki daya perhatian yang pendek, dan merupakan masa yang paling potensial untuk belajar. Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 – 8 tahun. (NAEYC, 1992).
                                                       
Dalam berkomunikasi, bahasa merupakan alat yang penting bagi setiap orang. Melalui berbahasa seseorang atau anak akan dapat mengembangkan kemampuan bergaul (social skill) dengan orang lain. Penguasaan keterampilan bergaul dalam lingkungan sosial dimulai dengan penguasaan kemampuan berbahasa. Tanpa bahasa seseorang tidak akan dapat berkomunikasi dengan orang lain. Anak dapat mengekspresikan pikirannya menggunakan bahasa sehingga orang lain dapat menangkap apa yang dipikirkan oleh anak.

Komunikasi antar anak dapat terjalin dengan baik dengan bahasa sehingga anak dapat membangun hubungan sehingga tidak mengherankan bahwa bahasa dianggap sebagai salah satu indikator kesuksesan seorang anak. Anak yang dianggap banyak berbicara, kadang merupakan cerminan anak yang cerdas.

Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja sama dan identifikasi diri. Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa tulisan adalah bahasa sekunder. Arbitrer yaitu tidak adanya hubungan antara lambang bunyi dengan bendanya.

Menurut Badudu (1989) dan juga dalam Nurbiana, dkk (2008) menyatakan bahwa Bahasa adalah alat penghubung atau komunikasi antara anggota masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang menyatakan pikiran, perasaan dan keinginannya.

 Kemampuan berbahasa anak dapat ditingkatkan dengan berbagai cara yang disesuaikan dengan usia anak. Dengan permainan yang menyenangkan yang akan membuat anak senang, maka anak akan mudah menerima bahasa yang baru sesuai dengan usianya. Sehingga anak bisa berkomunikasi langsung dengan guru dimana guru akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa akan menjawab materi yang akan di peroleh, atau sebaliknya siswa yang akan bertanya dan guru menjawab sehingga siswa bisa termotivasi dari guru.

Dengan demikian solusi yang tepat untuk pengembangan bahasa untuk metode tanya jawab yaitu anak di biasakan untuk berlatih betanya dengan guru atau orang di sekitarnya. Dengan demikian metode tanya jawab ini anak bisa menjadi percaya diri dan mudah bersosialisasi dengan orang di sekitarnya.


BAB II
KAJIAN TEORI
A. Tahap perkembangan anak

Metode tanya- jawab dapat diartikan sebagai format interaksi antara guru dengan anak melalui kegiatan bertanya yang dilakukan oleh guru untuk mendapatkan respons lisan dari anak, sehingga dapat menumbuhkan pengetahuan baru pada diri anak. Menurut Soetomo (dalam Dhieni dkk 2007:7.20) menyatakan bahwa “metode tanya jawab adalah suatu metode dimana guru memberikan pertanyaan kepada anak atau sebaliknya anak bertanya kepada guru dan guru yang menjawab”.

Metode tanya jawab merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar bagi anak. Dengan metode tanya jawab guru dapat memberikan pertanyaanpertanyaan untuk mendapatkan respon lisan dari anak. Agar pertanyaan yang diberikan guru dapat menarik perhati ananak, guru dapat menggunakan media video dan kartu gambar . Adapun empat tahap dalam prosedur pemakaian metode tanya-jawab, agar pemakaian metode tanya-jawab dapat mencapai hasil yang lebih baik. Menurut Moedjiono dan Dimyati (1991:48) tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut :

1) Tahap persiapan tanya-jawab

Langkah persipan ini dimaksudkan agar guru selalu membuat daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada siswa. Pertanyaan hendaknya dirumuskan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dan karakter siswa. Selain itu, guru juga sudah memperkirakan alokasi waktu yang butuhkan untuk melaksanakan metode tanya-jawab.

2) Tahap awal tanya-jawab

Pada awal pertemuan yang menggunakan metode tanya-jawab,guru diharapkan memberikan penjelasan atau pengarahan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan. Gurudapat melakukan dengan memberitahukan tujuan, langkahlangkahkegiatan, dan penjelasan garis besar isi pelajaran.

3) Tahap pengembangan tanya-jawab

Apabila guru telah memberikan pengarahan pada tahap awal tanyajawab,maka guru dapat mengembangkan metode tanyajawab dengan menempuh berbagaivariasi dalam mengajukan pertanyaan.

4) Tahap akhir tanya-jawab

Pada tahap akhir pemakaian tanyajawab, guru bersama para siswa membuat ringkasan isi pelajaran yang telah disajikan selama tanyajawab. Kegiatan ini dimagsudkan untuk pemantapan sajian, dan sekaligus untuk memperoleh umpan balik dari para siswa.


Dari beberapa tahapan-tahapan penggunaan metode tanya-jawab di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan ke empat tahapan tersebut yaitu tahap persiapan, tahap awal, tahap pengembangan, dan tahap akhir maka pemakaian metode tanya jawab akan lebih terarah serta dapat mencapai hasil yang lebih baik.

B. Aktivitas guru dan anak
            Guru menyampaikan materi pembelajaran kepada anak untuk sebagai suatu proses dinamis dalam segala fase dalam perkembanngan anak. Anak usia dini di ajarkan untuk berlatih berbahasa dengan baik contohnya melalui metode Tanya jawab yang akan melatih percaya diri anak untuk bertanya kepada guru. Guru bisa memberi stimulasi kepada anak untuk melatih perkembangannya.
C. Lingkungan saat bermain tanya jawab

Bermain merupakan suatu kegiatan yang melekat pada dunia anak. Menurut Johnson et al (dalam Yulianti, 2010:3) menyatakan bahwa: “Dengan bermain anak mempunyai kesempatan untuk berekplorasi, menemukan, mengekspresikan, berkereasi, dan belajar secara menyenangkan.

Permainan kartu kata bergambar merupakan permainan yang menyenangkan bagi anak, dimana permainan kartu kata bergambar dapat memberikan situasi belajar yang santai dan informal, bebas dari ketegangan dan kecemasan.

D. Bermain dan Eksplorasi

Tahap bermain dalam karya djoko dan anies (2017:88) tahap bermain menurut parten dan rogers alam dockettdan fleer terdapat 6 tahapan bermain antara lain :
A. Unoccupied atau tidak menetap
Anak hanya melihat anak yang lain lagi bermain akan tetapi ank tidak ikut bermain. Anak berjalan jalan, tetapi tidak terjadi interaksi dengan anak yang lagi bermain.

B. Unlooker atau penonton
Pada tahap ini anak belum mau terlibat untuk bermain akan tetapi anak sudah memulai untuk mendekaat dan bertanya pada teman yang sedang bermain dan anak sudah mulai muncul ketertarikan untuk bermain setelah mengamati anak mampu mengubah caranya untuk bermain.

C. Solitary independent play atau bermain sendiri

Tahap ini anak sudah mulai untuk bermain, akan tetapi seorang anak bermain sendiri dengan mainan nya, terkadang anak berbicara dengan teman nya yang sedang bermain, tetapi tidak terlibt dengan permainan anak lain.

D. Parallel activity atau kegiatan pararel

Anak mulai bermain dengan anak yang lain tetapi belum terjadi interaksi dengan anak yang lain nya dan anak cenderung menggunakan alat yang di sekelilingnya.

E. Associative play atau bermain dengan teman.

Tahap ini terjadi interaksi yang lebih komplek pada anak. Terjadi tukar menukar mainan antar anak satu dengan yang lain nya dan cara bermain anak sudah saling mengingatkan.

F. Cooperative or organized supplementary play atau kerja sama dengan bermain.

Saat anak bermain bersama dan lebih terorganisir dan masing masing menjalankan sesuai dengan job yang sudah mereka dapat yang sling mempengaruhi satu sama lain. Anak bekerja sama dengan anak yang lain nya untuk membangun sesuatu terjadi persaingan membentuk permainan drama dan biasanya terpengaruh oleh anak yang memimpin permainan.

Tahap bermain anak dalam karya djoko dan anies (2017:74)dimana anak bermain bersama teman, tetapi tanpa danya suatu organisasi :

a. Tahapan permainan kontrukstif

Tahapan dimana sejumlah anak melakukan kegiatan bermain, dimana masing-masing menerima peran yang diberikan kelompoknya.

b. Tahapan bermain paralel

Suatu tahapan dalam kegiatan bermain, dimana beberapa anak bermain dengan materi yang sama, tetapi masing-masing anak bekerja sendiri.

c. Tahap bermain soliter

Tahapan bermain dimana anak tidak memprhatikan apa yang dilakukan temanya         yang sedang bermain di dekatnya.
2. Urgensi Bermain tanya jawab dalam pengembangan bahasa anak

Metode Tanya jawab pada anak usia dini sangatlah penting, selain melatih kemampuan bahasa anak. Anak juga bisa percaya diri untuk mengajukan pertanyaan kepada guru atau berkomunikasi dengan orang yang berada di sekitarnya.

Anak juga berani untuk mengungkapkan secara lisan apa yang harus dilakukan atau tanya jawab juga sebagai suatu cara untuk penyampaian bahan pengembangan yang dilaksanakan melalaui Tanya jawab antara guru dan siswa, yang dikomunikasikan secara lisan dan merupakan salah satu bentuk antar pribadi.

Dimana satu dengan yang lainya saling mengkomunikasikan fikiran dan perasaan secara verbal atau kemampuan mewujudkan bahasa yang respektif dan ekspresif dalam suatu dialog yang terjadi dalam satu situasi. Dalam kegiatan ini anak akan semakin banyak mendapatkan informasi baru yang diperoleh anak yang bersumber dari guru atau anak lain.

E. Tahap perkembanagan

            Perkembangan bahasa tergantung pada kematangan sel korteks,  dukungan lingkungan, dan keterdidikan lingkungan. Suntrock (2007:357) mengemukakan bahwa tahap perkembangan bicara anak bermula pada celoteh dan vokalisasi bayi secara efektif mengeluarkan suara sejak ia dilahirkan. Suara bayi dan gerak isyaratnya mengikuti rangkaian berikut selama tahun-tahun pertama. Komunikasi awal bayi yaitu dimulai dari  menangis, cooing, dan celoteh.

Menangis dapat mengindikasikan keadaan yang tidak nyaman pada bayi. Tetapi banyak pula tipe menangis yang berbeda-beda yang  menandai hal-hal yang berbeda-beda pula. Cooing bayi pertama kali mendekut kira-kira pada usia 1-2 bulan. Mereka umumnya mendekut  selama berinteraksi dengan pengasuh. Celoteh juga terjadi pertama kali  dipertengahan tahun pertama kali dan termasuk menggabung-gabungkan  kombinasi konsonan-vokal, seperti “ba, ba, ba, ba.”

Perkembangan bahasa belum sempurna sampai akhir masa bayi,  dan akan terus berkembang sepanjang kehidupan seseorang.  Perkembangan bahasa berlangsung sepanjang mental manusia aktif dan  sepanjang tersedianya lingkungan untuk belajar. Anak usia 3-4 tahun mulai belajar menyusun kalimat tanya dan kalimat negatif, pada usia ini  juga anak mulai menggunakan dan memahami kalimat-kalimat yang  lebih rumit.
           
 anak usia dini, khususnya usia 4-5 tahun dapat mengembangkan kosakata secara mengagumkan.  Anak usia 4-5 tahun rata-rata dapat menggunakan 900-1000 kosa kata  yang berbeda. Mereka menggunakan 4-5 kata dalam kalimat yang dapat  berbentuk kalimat pertanyaan, negatif, tanya, dan perintah. Anak usia 4  tahun sudah mulai dapat menggunakan kalimat yang beralasan seperti  “saya menangis karena sakit”. Pada usia 5 yahun pembicaraan mereka  mulai berkembang dimana kosa kata yang digunakan lebih banyak dan  rumit.

Adapun tahap-tahap perkembangan bahasa anak menurut William Stern dan Clara Stern (dalam Yusuf, 2007:158) yakni pada usia  6-12 bulan (masa permulaan atau stadium purwoko), masa ini disebut masa merban yang artinya masa mengeluarkan bermacam-macam suara  yang tidak berarti. Pada masa ini anak sering mengulang beberapa suku  kata, seperti ba-ba-ba, ma-ma-ma, dan pa-pa-pa. Usia 12-16 bulan (masa  pertama atau stadium kalimat suku kata), pada masa ini anak sudah dapat  mengucapkan kata, misalnya mama, papa, mamam. 

Lebih lanjut William Stern dan Clara Stren (dalam Yusuf, 2007:  158) mengatakan bahwa tahap perkembangan bahasa usia 16-24 bulan  (masa kedua/stadium nama) pada masa ini anak sudah mulai timbul kesadaran bahwa setiap orang atau benda mempunyai nama. Anak sering  berbicara sendiri (monolog), baik dengan diri sendiri, maupun dengan  benda-benda mainannya. Usia 24-30 bulan (masa ketiga) pada masa ini  anak bisa menyusun kalimat tunggal, mampu memahami perbandingan, menanyakan nama dan tempat, serta menggunakan kata-kata yang  berawalan dan yang berakhiran. Dan usia 30-72 bulan (masa keempat)  pada masa ini anak dapat menggunakan kalimat majemuk beserta anak  kalimatnya, anak banyak menanyakan soal waktu-sebab akibat melalui  pertanyaan-pertanyaan.

Gleason (dalam Suntrock 2007:353) bahasa ditata dan  diorganisasikan dengan sangat baik. Organisasi tersebut melibatkan  system aturan : fonologi, morfologi, sintaksis, semantik,dan pragmatik. Fonologi setiap bahasa dibentuk dari suara-suara dasar. Fonologi  adalah system suara dari sistem bahasa, termasuk suara-suara yang  digunnakan dan bagaimana suara-suara tersebut dikombinasikan. Dalam  bahasa inggris memiliki bunyi “sp”, “ba”, dan “ar”. Tetapi rangkaian  bunyi “zx” dan “qp” tidak ada. Fonem adalah unit terkecil dri suara yang  mempengaruhi makna.

Morfologi mengacu pada unit-unit makna yang membentuk  formasi kata. Morfologi merupakan unit terkecil yang masih memiliki  makna yang berupa kata (atau bagian kata) yang tidak dapat dipecah lagi  menjadi bagian bermakna yang lebih kecil. Beberapa kata terdiri dari  sebuah morfem tunggal.
Sintaksis meliputi bagaimana kata-kata dikombinasikan sehingga  membentuk frasa-frasa dan kalimat-kalimat yang dapat di mengerti.  Seiring dengan perkembangan dalam berbahasa, anak mulai melibatkan  komponen fonologi maupun morfologi lebih banyak dalam mengucapkan  kalimat tiga atau empat kata.

Semantik berkaitan dengan kemampuan anak membedakan  berbagai arti kata. Perkembangan semantik bermula saat anak berusia 9-12 bulan, yaitu ketika anak menggunakan kata benda, kata kerja, dan  sering dengan perkembangannya anak menggunakan kata sifat maupun  kata keterangan Pragmatik merupakan sistem terakhir dari aturan bahasa.

Pragmatik yakni penggunaan bahasa yang tepat dalam konteks-konteks  yang berbeda. Sejak anak sudah melibatkan komponen pragmatik agar  keinginannya tercapai. Ada beragam aturan dalam menggunakan bahasa  yang tepat disituasi yang berbeda. Seseorang dapat dikatakan memiliki kompetensi berkomunikasi ketika ia telah memahami penggunaan bahasa  tersebut sesuai dengan aturan yang berlaku.

Berdasar uraian diatas dapat disimpulkan bahwa awal tahap  perkembangan bahasa anak dimulai dari celoteh dan vokalisasi sejak  anak dilahirkan. Anak usia dini, khususnya usia 4-5 tahun dapat  mengembangkan kosa kata secara mengagumkan. Pada usia tersebut  anak dapat menggunakan 900-1000 kosa kata yang berbeda, dalam  kalimat yang dapat berbentuk kalimat pernyataan, negatif, tanya, dan perintah. Lalu terjadi peningkatan baik dalam hal kuantitas maupun  kualitas bicaranya. Secara bertahap kemampuan anak meningkat,  bermula dari mengekspresikan suara, hingga mengekspresikan dengan  komunikasi. Anak mengetahui tentang fonologi, morfologi, sintaksis,  semantik, dan pragmatik bahasa.


BAB III
PEMBAHASAN

A. Tahapan perkembangan anak tanya jawab

Anak usia dini merupakan masa peka dalam bergai aspek perkembangan yaitu masa awal pengembangan kemampuan fisik motorik bahasa , sosial, emisional, serta kognitif. Menurut piaget dalam slamet suyanto (2003:53-65), semua anak memiliki pola perkembangan kognitif yang sama yaitu melalui empat tahapan :

a. Tahapan sensori motorik ( 0-2 tahun )
Anak mengembangkan kemampuan untuk mengorganisasikan dan mengkoordinasikan dengan gerakan dan tidakan fisik nak lebih banyak menggunakan gerak reflek dan indranya untuk berinteraksi dengan lingkungannya.

b. Pra operational (2-7 tahun)
Pada perkembangan pra oprasional proses berfikir anak mulai lebih jelas dan menyempulkan sebuah atau kejadian walaupun itu semua benda diluar pandangan, pendengaran atau jangkauan tangannya.

c. Konket oprasional (7-9 tahun)
Anak sudah dapat memecahkan persoalan-persoalan sederhana yang bersifat konkrit dan anak dapat memahami suatu penyataan, mengklasifikasikan (warna) dan mengurutkan (angka).

d. Formal Operasional (11 tahun ke atas)
Pikian anak tidak lagi terbatas pada benda-benda dan kejadian arus atau terpengaruh prang lain, tetapi ia sendiri sudah mengembangkan suatu nilai atau moral yang ia sendiri sudah mengembangkan suatu nilai atau moral yang ia gunakan untuk memecahkan berbagai persoalan yang terkait moral atau nilai.
B. Alasan melatih kemampuan anak
            Melatih anak untuk meningkatkan kemampuan berbahasa dengan baik, melatih percaya diri anak supaya anak bisa berkomunikasi dengan baik dengan orang yang berada di sekitranya. Anak juga bisa lancar berkomunikasi pada saat di depan umum.

C.        Teknik kegiatan

Penerapan Metode Tanya Jawab dalam Peningkatan Motivasi Belajar SiswaMenurut Brown (Moedjiono dan Dimyati, 1992/1993 : 40) “bahwa persyaratan yang menguji atau menumbuhkan pengetahuan dalam diri siswa adalah pertanyaan”. Keberhasilan metode tanya jawab bergantung pada questioning skills dalam menggunakan jenis-jenis pertanyaan. Ada berbagai dasar yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan pertanyaan. Setiap klasifikasi mempunyai jenis-jenis pertanyaan sendiri.
Pengetahuan tentang jenis-jenis pertanyaan bagi guru memang sangat dibutuhkan. Namun pengetahuan jenis-jenis pertanyaan tidak banyak berarti bila guru tidak mempunyai kemampuan teknik mengajukan pertanyaan atau teknik bertanya.
Carcadille dan La Sulo (Moedjiono dan Dimyati, 1992/1993 : 47) mengemukakan teknik-teknik bertanya sebagai berikut:
a.       Pertanyaan hendaknya ditujukan kepada seluruh kelas. Hal yang harus dihindari yaitu menyebut nama yang harus menjawab sebelum mengajukan pertanyaan, mengulang pertanyaan, adanya pola penggiliran siswa yang menjawab pertanyaan.
b.      Memberikan waktu berfikir kepada siswa sebelum menunjuk siswa harus menjawab. Jedah atau waktu berfikir ini kurang lebih 10-30 detik.
c.       Menyebarkan pertanyaan kepada siswa secara merata, sehingga tidak hanya siswa tertentu saja yang menjawabnya. Hal ini dapat menghindari sikap masa bodoh pada siswa yang tidak mendapat kesempatan menjawab.
d.       Sesuaikan pertanyaan dengan kemampuan dimaksudkan untuk menghindarkan tidak terjawabnya pertanyaan, menumbuhkan rasa percaya diri siswa. Selain itu teknik ini juga dapat mendorong partisipasi siswa yang kurang spontan atau pemalu.
e.       Menghindarkan pengajuan yang susunannya membawa ke jawaban yang dikehendaki atau hanya menuntut jawaban “ya” atau “tidak”.
f.        Memberi penguatan dengan segera, dapat melalui penguatan verbal (baik, benar, bagus, dan lain-lain) maupun non verbal (acungan jempol, anggukan, dan lain-lain). Harus diingat penguatan tidak saja diajukan kepada siswa yang berhasil menjawab pertanyaan, tapi siswa yang kurang atau tidak berhasil menjawab pertanyaan juga diberi penguatan.
Demikian berbagai teknik mengajukan pertanyaan yang dapat dijadikan praktis dalam menggunakan metode tanya jawab, agar memperoleh hasil yang lebih baik. Teknik bertanya terwujudkan melalui pemakaian metode tanya jawab.
Pengetahuan tentang tanya jawab sangatlah dibutuhkan dalam pemelajaran anak usia dini.

E. Strategi pembelajaran anak usia 4 - 5 Tahun

Strategi pembelajaran anak usia dini dibagi menjadi empat yaitu tujuan pembelajaran anak , capaian perkembangan anak , indakator capaian perkembangan anak, dan langkah-langkah kegiatan yang dilakukan seabagai berikut :

a. Tujuan pembelajaran anak
Dalam tujuan pembelajaran anak dapat dibagi menjadi lima yaitu ,
1. Merangsang anak usia dini agar perhatiannya terarah kepada masalah yang dibicarakan.
2. Untuk mengarahkan proses berpikir.
3. Untuk mengetahui kemampuan anak sampek sejauh mana anak menguasi                           materi yang diberikan.
4. Memberi kesempatan pada anak untuk mengajukan pertanyaan kepada guru                  tentang apa yang belum di pahami.
5. Anak bebas untuk bertanya.

b. Capaian perkembanagan anak ( peraturan mentri pendidikan dan kebudayaan                         Repblik Indonesia No. 137 Tahun 2014).

1. Anak bertanya dengan kalimat benar.
2. Anak menjawab pertanyaan sesuai dengan pertanyaan.


c. Indikator capaian perkembangan ( peraturan mentri pendidikan )
1. ( KD. 3.10 - 4.10 )
Anak dapat menyimak apa yang telah disampaikan oleh guru dalam pembelajarn di kelas dan anak melakukan tanya jawab dengan menggunakan kemampuan berbahasa yang resptif.

F . Langkah-langkah pembelajaran 
  1.  anak diajak untuk duduk melingkar
  2. guru mengkondisikan suasana aman dan tenang
  3. anak aktif tanya jawab tentang gajah dan kelinci
  4. guru memberi apreasi pada anak


BAB VI
PENUTUP

Kesimpulan

Anak usia dini merupakan masa peka dalam bergai aspek perkembangan yaitu masa awal pengembangan kemampuan fisik motorik bahasa , sosial, emisional, serta kognitif.

Metode tanya- jawab dapat diartikan sebagai format interaksi antara guru dengan anak melalui kegiatan bertanya yang dilakukan oleh guru untuk mendapatkan respons lisan dari anak, sehingga dapat menumbuhkan pengetahuan baru pada diri anak.

Metode tanya jawab merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar bagi anak. Dengan metode tanya jawab guru dapat memberikan pertanyaanpertanyaan untuk mendapatkan respon lisan dari anak.





DAFTAR PUSTAKA

Aisyah Siti, dkk. 2008. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengebangan
Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.

Moedjiono dan Dimyati. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan        Tinggi.
Moedjiono dan Dimyati. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen                                                       Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Walujo dan Listyowati. 2017. Kompendium Pendidikan Anak Usia Dini. Depok:                                                    Prenadamedia.

http://repository.ump.ac.id/4427/3/Azizatul%20Millah_BAB%20II.pdf



Comments

Popular posts from this blog