Motif Orang Tua Dalam Memilih Tempat Pengasuhan Anak (TPA)


Dosen Pengampuh :
Anies Listyowati, S.Pd, M.Pd
Disusun Oleh :
Ilma Fauziah
PG PAUD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI ADIBUANA SURABAYA
2018

         Anak adalah pusaka orang tua. Hampir segala sesuatu yang dilakukan oleh orang tua, selalu mempertimbangkan anak. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa dalam mengambil keputusan terkait anak, apapun akan dilakukan orang tua demi kebaikan anaknya. Keluarga merupakan satu-satunya lembaga sosial yang befungsi sebagai pengembangan keturunan melalui perkawinan serta sebagai tempat pemeliharaan anak. Adanya perkawinan bertujuan melestarikan keturunan supaya ada generasi penerus. Keluarga merupakan tempat sosialisasi pertama yang diperoleh anak. Selain itu peran orang tua diperlukan dalam proses tumbuh kembang anak. Peran orang tua dalam keluarga terkandung dalam pasal 1 ayat 11 Undang-Undang no. 23 thn. 2002 tentang perlindungan anak (UU perlindungan anak) terdapat istilah “Kuasa Asuh” yaitu kekuasaan orang tua untuk mengasuh, mendidik, memelihara, membina, melindungi dan menumbuh kembangkan anak sesuai dengan agama yang di anutnya dan kemampuan bakat serta minatnya. Kewajiban sebagai orang tua adalah memberikan kasih sayang dan cinta terhadap anak, dan kasih sayang orang tua kepada anak diwujudkan dengan pemenuhan kebutuhan hak anak secara layak.
         Sehingga pada dewasa ini, TPA mulai menjadi alternatif banyak orangtua yang bekerja. Hal ini karena tidak semua orangtua masih bisa meminta tolong kakek atau nenek serta anggota keluarga besar lainnya dan semakin tidak mudahnya mencari pengasuh anak pada masa sekarang. Selain itu, adanya pertimbangan bahwa akan ada beberapa keuntungan yang bisa didapat jika menitipkan anak di daycare. Misalnya saja adanya kesempatan anak untuk mengembangkan kemampuan sosial lewat bersosialisasi dengan anak-anak lain dan adanya program-program pembelajaran lain yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak misalnya dalam kemandirian, kemampuan motorik, dan kemampuan bahasanya. 
      Anak-anak yang dititipkan pada daycare yang berkualitas memiliki kemampuan kognitif dan bahasa yang lebih baik dibandingkan anak-anak yang tidak mendapatkan pendidikan seperti yang diberikan oleh daycare tersebut.Di daycare anak mendapat kesempatan yang lebih luas untuk bersosialisasi dengan anak-anak lain seusianya dibandingkan di rumah, sehingga lebih terekspos pada berbagai pengalaman dan pemikiran. Anak-anak yang dititipkan di daycare yang berkualitas, tidak hanya memiliki kemampuan sosialisasi yang baik, tapi juga memiliki kepercayaan diri yang kuat dan kemampuan memimpin (leadership).Umumnya pengasuh di daycare diberi pelatihan khusus tentang pendidikan anak usia dini, sehingga dapat mengasuh anak dengan lebih baik dibanding babysitter.Bila pengasuh anak sakit, akan ada pengasuh lain di daycare tersebut yang menggantikan, sehingga tidak merepotkan orang tua. Berbeda halnya bila babysitter atau pembantu di rumah sedang sakit, maka orang tua akan kerepotan mencari pengganti pengasuh untuk anak. 
        Di daycare anak mendapat kesempatan yang lebih luas untuk bersosialisasi dengan anak-anak lain seusianya dibandingkan di rumah, sehingga lebih terekspos pada berbagai pengalaman dan pemikiran. Anak-anak yang dititipkan di daycare yang berkualitas, tidak hanya memiliki kemampuan sosialisasi yang baik, tapi juga memiliki kepercayaan diri yang kuat.
A. Jenis-jenis Layanan Taman Penitipan Anak (TPA)
Secara umum TPA terbagi menjadi dua jenis, yaitu berdasarkan waktu
layanan dan tempat penyelengaraan.
1. Berdasarkan waktu layanan
a. Sehari penuh (full day)
TPA Full day diselenggarakan selama satu hari penuh dari jam 07.00 sampai dengan 17.00 (disesuaikan dengan kondisi daerah/lingkungan setempat), untuk melayani peserta didik yang dititipkan baik yang dititipkan sewaktu-waktu maupun dititipkan secara rutin/setiap hari.
b. Setengah hari (half day)
TPA setengah hari (half day) diselenggarakan selama setengah hari dari jam 7.00 s/d 12.00 atau 12.00 s/d 17.00. TPA tersebut melayani peserta didik yang telah selesai mengikuti pembelajaran di Kelompok Bermain atau Taman Kanak-Kanak, dan yang akan mengikuti program TPQ pada siang hari.
c. Temporer
TPA yang diselenggarakan hanya pada waktu-waktu tertentu saat di butuhkan oleh masyarakat. Penyelenggara TPA Temporer bisa menginduk pada lembaga yang telah mempunyai izin operasional. Contohnya: Pada daerah nelayan dapat dibuka TPA saat musim melaut, musim panen di daerah pertanian dan perkebunan, atau terjadi situasi khusus seperti terjadi bencana alam, dll.
2. Berdasarkan tempat penyelenggaraan
a. TPA Perumahan
TPA yang diselenggarakan di komplek perumahan untuk melayani anak-anak di sekitar perumahan yang ditinggal bekerja oleh orangtua mereka.jadi TPA tersebut di selenggarakan di perumahan itu sendiri.
b. TPA Pasar
TPA yang melayani peserta didik dari para pekerja pasar dan anakanak yang orangtuanya berbelanja di pasar.
c. TPA Pusat Pertokoan
Layanan TPA yang diselenggarakan di pusat pertokoan. Tujuan utamanya untuk melayani peserta didik yang orangtuanya bekerja di pertokoan tertentu namun tidak menutup kemungkinan TPA ini melayani peserta didik di luar pegawai kantor pertokoan.
d. TPA Rumah sakit
Layanan TPA yang diselenggarakan selain untuk karyawan rumah sakit juga melayani masyarakat di lingkungan Rumah Sakit.
e. TPA Perkebunan
Taman Penitipan Anak (TPA) Berbasis Perkebunan adalah layanan yang dilaksanakan di daerah perkebunan. Layanan ini bertujuan untuk melayani anak-peserta didik pekerja perkebuanan selama mereka ditinggal bekerja oleh orangtua.
f. TPA Perkantoran
Layanan TPA yang diselenggarakan di pusat perkantoran. Tujuan utamanya untuk melayani peserta didik yang orangtuanya bekerja dikantor Pemerintahan/Swasta tertentu namun tidak menutup 10 kemungkinan TPA ini melayani peserta didik di luar pegawai kantor.
g. TPA Pantai
Layanan TPA Pantai bertujuan untuk mengasuh peserta didik para nelayan dan pekerja pantai, namun tidak menutup kemungkinan melayani anak-anak disekitar daerah tersebut.

Tempat penyelenggaraan TPA seperti contoh diatas bisa berkembang
sesuai kebutuhan masyarakat, dengan mengembangkan layanan
diberbagai tempat seperti: tempat-tempat nelayan dan pekerja pantai,
namun tidak menutup kemungkinan melayani anak-anak disekitar
daerah tersebut. Jadi orang tua bisa tenang untuk bekerja.
h. TPA Pabrik
Layanan TPA Pabrik adalah penyelenggaraan layanan TPA yang berada di lingkungan pabrik yang bertujuan untuk melayani anak dari para pekerja parik, namun tidak menutup kemungkinan melayani anakanak di sekitar daerah tersebut. Layanan TPA Pabrik dapat disesuaikan dengan jam jam kerja pegawai pabrik, yang berdasarkan jadwal waktu kerja pegawai pabrik.
i. TPA Mall
Layanan TPA yang diselenggarakan di mall atau pusat perbelanjaan. Tujuan utama diselenggarakanya TPA mall adalah untuk dapat melayani pengunjung mall yang membutuhkan layanan TPA pada saat mereka melakukan aktivitas di mall tersebut. 
Tempat penyelenggaraan TPA seperti contoh diatas bisa berkembang sesuai kebutuhan masyarakat, dengan mengembangkan layanan diberbagai tempat dan komunitas. Bagi TPA yang memberikan layanan secara temporer jadwal kegiatan dapat menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan bagi TPA yang masih fokus pada penitipan peserta didik saja sangat diharapkan untuk dapat bekerjasama dengan TK dan KB terdekat supaya peserta didik yang dititipkan mendapatkan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan dan usia peserta didik.

B. Prinsip Penyelenggaraan
Pengalaman peserta didik di dalam keluarga dan di lembaga PAUD berpengaruh besar terhadap positif atau tidaknya peserta didik ketika belajar. Jadi orang tua harus lebih selektif lagi untuk memilih TPA untuk anak.
Layanan TPA yang berkualitas memiliki prinsip yang khas, meliputi: Tempa, Asah, Asih, Asuh.
1. Tempa
Yang dimaksud dengan tempa adalah untuk mewujudkan kualitas fisik anak usia dini melalui upaya pemeliharaan kesehatan, peningkatan mutu gizi, olahraga yang teratur dan terukur, serta aktivitas jasmani sehingga peserta didik memiliki fisik kuat, lincah, daya tahan dan disiplin tinggi.jadi anak diajak untuk hidup sehat dan disiplin .
2. Asah
Asah berarti memberi dukungan kepada peserta didik untuk dapat belajar melalui bermain agar memiliki pengalaman yang berguna dalam mengembangkan seluruh potensinya. Kegiatan bermain yang bermakna, menarik, dan merangsang imajinasi, kreativitas peserta didik untuk melakukan, mengekplorasi, memanipulasi, dan menemukan inovasi sesuai dengan minat dan gaya belajar peserta didik.
3. Asih
Asih pada dasarnya merupakan penjaminan pemenuhan kebutuhan peserta didik untuk mendapatkan perlindungan dari pengaruh yang dapat merugikan pertumbuhan dan perkembangan, misalnya perlakuan kasar, penganiayaan fisik dan mental dan ekploitasi.
4. Asuh
Melalui pembiasaan yang dilakukan secara konsisten untuk membentuk perilaku dan kualitas kepribadian dan jati diri peserta didik dalam hal:
a. Integritas, iman, dan taqwa;
b. Patriotisme, nasionalisme dan kepeloporan;
c. Rasa tanggung jawab, jiwa kesatria, dan sportivitas;
d. Jiwa kebersamaan, demokratis, dan tahan uji;
e. Jiwa tanggap (penguasaan ilmu pengetahuan, dan teknologi), daya kritis
dan idealisme;
f. Optimis dan keberanian mengambil resiko;
g. Jiwa kewirausahaan, kreatif dan profesional.

C. Sarana dan Prasarana
a. Tempat belajar
1) Lingkungan
Lingkungan belajar terdiri dari ruang dalam dan ruang luar. Keduanya digunakan untuk kegiatan bermain peserta didik. Lingkungan belajar harus memenuhi kriteria keamanan, kebersihan, kesehatan, kenyamanan dan keindahan. Untuk langkah pengamanan pintu dan jendela harus selalu terkunci, hanya dapat dibuka oleh pengasuh agar peserta didik tidakdapat keluar sendiri tanpa pengawasan.
TPA harus mempunyai sistem pengawasan yang baik agar peserta didik yang berada di dalamnya aman dan tertib. Pengawasan sudah harus dimulai semenjak peserta didik datang sampai pulang, sehingga orangtua menerima peserta didiknya kembali dalam keadaan aman tanpa cidera.
D. Prasarana Belajar
a) Gedung
Program TPA harus menggunakan bangunan/ gedung permanen yang mudah dijangkau oleh orangtua calon peserta didik, cukup aman dan nyaman
b) Ruangan
Luas ruangan disesuaikan dengan jumlah peserta didik sehingga peserta didik dapat leluasa bergerak. Ruangan juga harus dilengkapi dengan penerangan dan ventilasi yang cukup. Idealnya lembaga TPA memiliki beberapa ruangan, antara lain:
(1) Ruang serbaguna (untuk proses pembelajaran, makan dan tidur peserta didik, dilengkapi buku bacaan untuk peserta didik)
(2) Ruang kantor/administrasi
(3) Dapur
(4) Kamar mandi/WC peserta didik
(5) Kamar mandi/WC untuk orang dewasa (guru, pengelola dan pengasuh)
(6) Tempat cuci tangan;
(7) Ruang UKS atau khusus bagi peserta didik yang sakit.
(8) Gudang

E. Sarana Penunjang
Sarana penunjang yang perlu disediakan di lembaga TPA
adalah:
a) Sarana untuk kesehatan yang mendukung pembentukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) bagi peserta didik, seperti bahan untuk mencuci tangan, menyapu, sikat gigi masing-masing peserta didik, dsb.
b) Sarana makan yang bersih: piring, sendok, mangkok dsb.
c) Sarana untuk mandi, cuci, BAB/BAK (toilet), seperti air bersih yang cukup, sabun mandi, handuk kecil, dsb.
d) Sarana untuk tidur seperti matras, bantal, selimut sesuai ukuran peserta didik.
e) Sarana penunjang perkantoran/administrasi: seperti meja, rak buku, kursi, almari, rak-rak untuk alat permainan, box, tempat tidur, kasur, telepon, perlengkapan administrasi, TV, Radio, dll.
4) Sarana Belajar (Alat Permainan Edukatif)
Alat Permainan Edukatif (APE) adalah segala sesuatu yang dirancang dan dapat dipergunakan sebagai sarana/peralatan untuk bermain yang mengandung nilai edukasi.
a) Fungsi APE
1.  Menciptakan situasi belajar melalui bermain yang
menyenangkan.
2. supaya anak bersosialisasi dengan baik
3. anak menjadi percaya diri
4. anak supaya bisa berbagi dengan temanya
5. Membantu peserta didik dalam pembentukan perilaku (disiplin, tanggungjawab, toleransi dll).
6. Memfasilitasi keingintahuan peserta didik.



DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini Dan Pendidikan Masyarakat Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan. 2015. PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN TAMAN PENITIPAN ANAK.
http://eprints.umm.ac.id/34381/1/jiptummpp-gdl-ekobagoesh-44301-1-skripsi-p.pdf

Comments

Popular posts from this blog